Nyanyian Hati Teriring Pena yang Menari.
Weitsss!
‘Hanya’ is a strong word.
Artinya ‘tidak lebih dari’. ‘Hanya’ tidak bersyarat.
Sekarang ‘hanya’ menjadi kata yang penuh beban dan bersyarat.
‘Saya hanya ingin naik gaji’
Tetapi harus sekian persen karena pajak bertambah, tanggung jawab juga bertambah.
‘Saya hanya ingin dia lebih memperhatikan saya’
Termasuk memasakkan makanan, membelikan barang mahal, mendengarkan keluh kesah, memberikan solusi untuk masalah saya, dll.
‘Saya hanya ingin anak-anak sehat’
Sekalian juga nilainya bagus, makan teratur, rajin di rumah.
Di jaman ini kita kehilangan makna kesederhanaan, semua menjadi kompleks, penuh syarat, dengan standard tinggi.
Saya tidak menyalahkan orang yang ingin bahagia. Tidakkah kita semua ingin bahagia?
Kehidupan yang saya jalani, bukanlah jalan yang mudah. Tantangan terus ada.
Orang-orang yang siap menjatuhkan dengan berbagai cara.
- Hubungan yang tidak berlanjut.
- Masalah kesehatan.
- Masalah ekonomi.
- Penghianatan dari teman yang kita percayai sepenuh hati.
Secara manusiawi saya akan menyalahkan keadaan dan orang di sekeliling saya.
Saya sendiripun dalam ketidaktahuan, kekeraskepalaan dan ketidakpedulian saya, turut menyumbangkan kegagalan dalam jalan kehidupan saya.
Tetapi kita tidak boleh hanya diam dan menyesali, lalu memutuskan bahwa kita tidak bisa bahagia.
Buatlah kebahagiaan itu sederhana.
Saya bahagia atas hal-hal kecil yang terjadi:
- melihat tawa keponakan saya.
- mendapat tempat duduk di kedai kopi di saat jam ramai.
- bisa minum secangkir kopi dan maag tidak sakit.
- menemukan roti yang saya suka.
- mendapat pelukan saat sedih.
- menemukan gantungan kunci dengan inisial nama saya.
Anda bisa menantang saya untuk menyebut 100, atau 1000 hal yang membuat saya bahagia, dan saya tidak akan kehabisan bahan.
Kita bisa memulai dengan bersyukur.
- Bahwa kita adalah warga Indonesia, yang kaya akan hasil bumi, hasil tanah, keindahan alam.
- Bahwa kita memiliki pekerjaan.
- Bahwa kita diberikan kesehatan untuk beraktifitas.
- Bahwa kita tinggal di negara merdeka.
Berikutnya adalah: Buka mata anda.
Lihat sekeliling. Jangan terpaku pada keadaan anda saja. Hal yang anda jalani setiap hari, bisa saja merupakan hal yang diinginkan orang lain.
- Bisa pulang ke rumah setiap hari, adalah kemewahan bagi para tahanan perang.
- Bisa memilih makanan untuk disantap, adalah hal yang diidamkan bagi yang miskin.
- Bisa tidur setiap malam adalah mimpi para pekerja yang harus bekerja di malam hari.
- Mengendarai mobil adalah hal yang diinginkan rakyat di pedalaman, yang harus berjalan puluhan kilometer dalam melakukan aktifitas sehari-hari karena tak memiliki infrastruktur dan kendaraan.
Berhentilah bersikap egois.
Apa yang anda inginkan untuk bisa bahagia, bisa jadi merupakan ketidakbahagiaan orang lain.
Anda mungkin ingin mendengarkan musik dengan volume maximal di saat hati resah.
Maka gunakan headphone anda.
Musik anda bisa mengganggu waktu istirahat tetangga anda yang mungkin sedang sakit, atau lelah bekerja seharian.
Para Pejabat mungkin ingin mendapat uang banyak dengan cara mudah, tetapi dengan tindak korupsi, kerugian akan ditanggung banyak masyarakat.
Dana yang seharusnya mensejahterakan rakyat, digunakan untuk memperbuncit perut.
Bahagia itu tidak bersyarat.
Bahagia itu tidak menunggu.
- Tidak perlu menunggu menjadi kaya raya untuk bahagia.
- Tidak perlu menunggu menjadi kurus untuk bahagia.
- Tidak perlu menunggu lulus kuliah untuk bahagia.
- Tidak perlu menunggu boss dipecat untuk bahagia.
- Tidak perlu menunggu menikah dan mendapat momongan untuk bahagia.
Bahagia adalah hal yang kita tentukan.
Bahagia adalah sikap hidup dan pilihan.
Akhir kata, saya bahagia jika ada yang membaca tulisan saya, merenungkan, atau membahas dan mulai memutuskan untuk menjadi bahagia.
Mazmur 89:16
Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu.
Matius 13:16
… berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
Let’s sing and dance in the Rain,
Review
User Review
( votes)You might also like
More from Ojo Ngumpet
Khilafah: Solusi Para Gembel
Selamat malam para pembaca yang baik hatinya. Sebenarnya sudah beberapa hari ini saya sedang menimbang-nimbang untuk menuliskan opini ini. Mengingat beberapa …
#DebatKerenPapua: The Thinker vs The Social Justice Warrior
Selamat siang menjelang sore. Kali ini saya ingin membahas sebuah dinamika berpolemik yang sedang berusaha digalakkan oleh Bung Budiman Sudjatmiko, seorang …
Polemik Co-Branding
Lepas dari perseteruan KPAI dengan Djarum beberapa saat yang lalu perihal PB Djarum yang dianggap mengekploitasi anak karena terasosiasi bebas …
Menjadi Muslim yang Muttaqin
Ada orang-orang yang pada setiap harinya ia mengalami peningkatan taraf keimanan dan kebaikan dalam hidupnya; itulah orang-orang yang mendapat keberkahan …
Erich Ludendorff Indonesia: Sejak Zaman ORBA hingga Sekarang
Selamat malam pembaca tercinta, sudah lama tak bersua. Dalam kesempatan malam menjelang Pemilu 17 April 2019 ini izinkan saya menceritakan sebuah …
Leave a Reply