Bermain cantik itu memang menarik tapi kalau pada akhirnya menderita kekalahan, lantas apa yang bisa dibanggakan dari permainan cantik. Namun bermain brutal pun jangan karena kemenangan yang diraih secara brutal dan membabi buta tanpa aturan dan etika, hanya menghasilkan kemenangan semu dan ujung-ujungnya pasti tidak beres.
Dalam kontestasi ajang pilpres 2019, permainan paslon no urut 2 telah melampaui batas-batas dari etika dan kesopanan. Hoax, fitnah dan pernyataan-pernyataan nyinyir tanpa dasar data yang kuat, setiap hari selalu dilontarkan untuk menyerang pasangan Jokowi- Maruf Amin. Suka tidak suka…apa yang mereka lakukan secara perlahan mulai menggerus elektabilitas Jokowi. Masihkah Jokowi dan tim sukses akan terus bertahan dengan pola seperti sekarang ini? NO WAY!!!
Saya tidak rela jika gerak tim sukses Jokowi masih seperti ini. Kini waktunya untuk frontal menyerang ke jantung lawan. Serangan harus dibangun atas fondasi yang kuat dan bukan atas dasar fitnah dan hoax seperti yang kubu lawan lancarkan. Banyak isu yang bisa dimainkan untuk mempertanyakan kredibilitas Prabowo dan Sandi. Jangan lagi sungkan soal memikirkan kesantunan, toh langkah menyerang ini pun bukan kampanye hitam ataupun negatif melainkan kampanye untuk membuka fakta dan mengajak masyarakat berpikir logis dan realistis. Apa saja yang bisa dikampanyekan? Mari simak satu per satu dan sebarkan kepada publik agar mereka tahu dan sadar untuk bijak dalam memilih.
Panama Papers
Pada 2016, Sandi pernah masuk dalam daftar Panama Papers atau sebuah data milik firma hukum Mossack Fonseca berisi data penggelapan banyak pengusaha hingga pengusaha dunia. Nama Sandi saat itu tercantum sebagai klien Fonseca yang berasal dari Indonesia. Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4158511/sandiaga-uno-dari-orang-terkaya-sampai-panama-papers
Bisakah Sandi menjelaskan kenapa namanya ada dalam Panama Papers? Secara etika, apakah kita mau pemimpin nasional ternyata pernah tersangkut dalam penggelapan harta di negara Safe Heaven? Silahkan Sandi jawab soal ini dan terangkan sejelas-jelasnya kepada seluruh rakyat Indonesia karena rakyat perlu tahu kebenarannya.
Kekayaan Pribadi Meningkat
Prabowo dan Sandi selalu menggaungkan ekonomi makin sulit sejak Jokowi jadi Presiden. Harga-harga kebutuhan naik, cari kerja sulit dan emak-emak menjerit. Faktanya adalah sudah beberapa kali puasa dan lebaran sejak Jokowi menjadi Presiden, harga sembako tidak naik gila-gilaan. Apakah harga tidak boleh naik? Harga naik ngoceh, harga turun ngoceh, maunya harga itu bagaimana? Fakta lain adalah mungkin tidak sih dalam ekonomi sulit kekayaan bisa bertambah? Karena nyatanya kekayaaan mereka dalam 2 tahun terakhir naik signifikan. Kekayaan Prabowo naik 500 milyar jadi 1.9 triliun dibanding tahun 2014 sebesar 1,4 triliun. Sementara Sandi naik sebanyak Rp 1,24 triliun, dari Rp 3,85 triliun jadi Rp 5,09 triliun.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20180815144743-4-28739/dalam-2-tahun-kekayaan-sandiaga-uno-naik-jadi-rp-5-t dan https://news.detik.com/berita/4165029/harta-prabowo-naik-rp-500-miliar-dibanding-4-tahun-lalu
Bagi rakyat kecil, bila memang ekonomi sulit tentunya kekayaan jadi berkurang atau mungkin bertahan jika pandai mengelola uang. Lantas bila ada yang kekayaannya naik drastis terus bilang ekonomi sulit di jaman Jokowi, silahkan nilai sendiri apakah ini pembodohan publik atau pembohongan publik oleh mereka berdua. Persis seperti emak-emak militan pendukung mereka yang bilang hidup makin susah tapi saat ngomong di media eh malah emas bergelayutan di kuping, tangan, leher dan jari. Situ beneran ekonomi susah apa susah buat belanja barang mewah?
99% Rakyat Hidup Miskin
Ini jelas pernyataan ngawur dari seorang Prabowo. Entah dia mengambil data dari mana, mungkin dari tukang gorengan yang hobi bikin horor buat rakyat. Pernyataan ini selain ngawur, ternyata juga kontradiktif dengan apa yang disampaikan oleh tim suksesnya yaitu Neno Warisman. Jika memang bener rakyat susah, kenapa pula rakyat disuruh sumbang 5 juta untuk jihad menangkan Prabowo Sandi? Kalau mau berlaku gila mending sendiri saja, tidak usah ajak orang lain ikutan gila. Suruh orang jual mobil dan dananya untuk kampanye Prabowo. Lah yang bener itu suruh Prabowo dan Sandi jualin semua hartanya untuk biaya kampanye mereka sendiri. Katanya rakyat susah, tapi disuruh nyumbang gila-gilaan.
Pemimpin Pembela Islam
Prabowo adalah capres hasil ijtimak ulama versi Rizieq dan 212. Prabowo dipersonifikasikan sebagai sosok pemimpin umat Islam yang paling baik, dekat dengan ulama dan pembela Islam. Logikanya, jika memang Prabowo adalah seorang muslim yang baik dan soleh, minimal dia mengerti tentang sholat dan berwudhu. Dia bisa mengucapkan asma Alloh SWT dan juga menyebut Kanjeng Nabi Muhammad SAW dengan baik dan benar. Faktanya adalah Prabowo tidak seperti itu. Diminta jadi imam sholat tidak bisa, berwudhu masih salah, mengucapkan nama Nabi dan asma Alloh tidak benar. Lantas bagaimana bisa disebut sebagai pemimpin umat Islam yang paling baik? Ini bukan menyinggung soal keimanan Prabowo melainkan hanya mengomentari atas apa yang dilakukan oleh para pendukungnya yang sudah kebablasan dalam menilai Prabowo sebagai sosok muslim sejati. Bahkan seorang Yusril Ihza pun terakhir berkomentar seperti ini “dilihat dari segi apa bisa mengatakan Prabowo sebagai pejuang Islam?”
Jokowi yang Islamnya minimal baik untuk dirinya dan keluarga saja, tidak berani untuk mengaku sebagai pembela dan pejuang Islam. Jokowi yang dekat dengan para ulama NU dan Muhammadiyah, senantiasa merendahkan dirinya dihadapan para ulama walau posisinya sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Namun para pembenci Jokowi justru memutarbalikkan fakta dengan mengatakan Jokowi anti Islam dan rezim ini rezim yang sering mengkriminalisasi ulama.
Pemarah, Pesimis, Tukang Horor dan Ceroboh
Seorang pemimpin itu yang dibutuhkan adalah sifat ketegasan dan bila marah sesuai dengan porsi. Pemimpin juga harus punya sikap optimistik dan teliti sebelum memberikan sebuah pernyataan. Apakah hal-hal itu ada dalam diri Prabowo? Tidak ada!!! Soal ketegasan, lihat saja urusan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang telah berbulan-bulan kosong menjadi rebutan Gerindra dan PKS. Tidak ada ketegasan dari sosok Prabowo untuk menentukan hak siapa kursi kosong tersebut akan diberikan. Masalah dibiarkan berlarut-larut dimana publik dipertontonkan perebutan kursi antara Gerindra Jakarta (baca Taufik) dengan PKS Jakarta.
Prabowo juga sering marah dan tidak bisa mengontrol emosinya. Sudah berapa banyak video beredar di media sosial terkait dia marah-marah terhadap ibu-ibu yang ribut soal buku saat dia sedang berpidato, juga soal wartawan yang tidak meliput acara reuni 212. Semua kemarahan dia umbar dengan jelas tanpa berpikir bahwa itu sebenarnya tidak pantas ditunjukkan oleh seseorang yang sedang berusaha menjadi Presiden.
Sikap pesimis begitu melekat pada diri Prabowo. Kondisi bangsa selalu dibilang negatif, Indonesia bisa bubar tahun 2030 dan bahkan yang terbaru dan terekstrim adalah Indonesia akan punah jika dirinya kalah Pilpres. Pernyataan macam apa itu? Apa dia tidak sadar bahwa ini adalah tahun keempat sejak kekalahannya di pilpre 2014 lalu dan ternyata Indonesia dibawah Jokowi semakin diakui oleh dunia internasional.
Sudah pemarah, pesimis dan tukang horor, ternyata Prabowo pun seorang yang ceroboh. Bagaimana mungkin dirinya yang mengaku pensiunan Jenderal bintang tiga bisa ditipu oleh seorang nenek berusia 70 tahun yang mengaku mukanya bonyok karena digebukin oleh para preman. Hanya ada satu penjelasan yaitu Prabowo memang suka hantam kromo, perkara apa yang akan terjadi berikutnya itu adalah urusan belakangan. Bayangkan akan jadi apa negara ini jika dipimpin oleh orang seperti itu?
Kebangkitan Orba
Jika memang orba (orde baru) dibawah Soeharto membawa kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, logikanya adalah tidak mungkin Soeharto didemo oleh para mahasiswa yang berujung pada lengsernya Soeharto dari puncak kekuasaan selama 32 tahun. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, kehidupan demokrasi di rezim orba adalah sebuah harga mahal yang harus dibayar dengan nyawa. Kekayaan negara dikuras oleh para anak dan kroni Soeharto dengan memanfaat kekuasaan dan aparat keamanan.
Jadi jika sekarang ada pernyataan dari Titiek Soeharto yang bilang bahwa bila Prabowo berkuasa akan menerapkan kebijakan bapaknya, maka berpikirlah dengan jernih wahai rakyat Indonesia. Maukah kita kembali hidup dalam kondisi seperti saat Soeharto berkuasa? Tolong jangan tanyakan ini ke Amien Rais karena dia sudah jadi munafikun akut. Bagi Amien sing penting adalah pokoke Jokowi lengser dan Prabowo berkuasa. Orba? Sudah lupa dia kaka!!!
Penutup
Kita sebagai pendukung Jokowi tidak lagi bisa diam melihat serangan lawan yang bertubi-tubi tanpa data, penuh fitnah dan hoax. Kita harus mulai menyerang secara frontal ke jantung lawan. Tidak lagi cukup dengan umbar keberhasilan Jokowi selama 4 tahun, tapi sudah waktunya untuk menyerang mereka dengan data dan fakta.
Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional harus bergerak lebih aktif lagi terutama dalam menghadapi kekonyolan Sandi. Erick harus turun ke masyarakat dan melawan dengan frontal segala isu ekonomi yang dilancarkan Sandi dalam menyerang Jokowi. Erick sebagai sesama pengusaha sukses seperti Sandi, harus bisa memberikan keyakinan kepada kaum emak-emak bahwa ekonomi masih sehat. Erick juga harus turun ke kaum muda milenial dan berbicara soal peluang dan potensi mereka dalam meraih kesuksesan di segala bidang. Jadikan saja dirinya sebagai contoh sukses yang bisa ditiru oleh kaum milenial.
Tim sukses Jokowi dan pra Ketua Umum Partai pendukung juga harus mulai menggerakkan apel-apel akbar dalam masa kampanye. Terkadang sedikit sombong untuk menunjukkan kekuatan massa juga diperlukan karena yang dilawan adalah kelompok yang suka klaim demo dihadiri belasan juta orang, walau tanpa logika sedikitpun saat berucap itu.
Terakhir adalah waspadai serangan-serangan berbalut agama yang menyebar ke Masjid-Masjid, Majelis Taklim dan juga kelompok-kelompok pengajian. Ingat kekalahan Ahok di pilkada Jakarta karena kurang mewaspadai dan kurang tanggap atas strategi ini. Jangan sampai Jokowi menjadi korban berikutnya.
Salam perjuangan
Awan Biru (penulis www.ojokepo.com)
You might also like
More from Ojo Ngulik
Kami Tidak Takut dengan Negara Tetangga, Kami Lebih Takut terhadap…
Bro 'n sis, Pernah ga kalian ngebayangin Indonesia akan jadi negara seperti Korea Utara (Korut)? Iya Korut negara di semanjung Korea …
Tol Trans Jawa dan Inovasi Ekonomi Kerakyatan
Salam sejahtera semua Kelancaran distribusi orang dan barang dalam hukum ekonomi adalah sebuah keniscayaan. Ekonomi akan tumbuh kembang begitu dinamis saat …
Daging Beras Mahal? #2019GantiLapak
Belum lama ini, capres Prabowo dalam sebuah kampanyenya mengatakan kalau daging dan beras di Indonesia adalah salah satu yang paling …
Pilihan Golput: Diantara Kebebasan dan Tanggung Jawab!
Golput atau golongan putih adalah golongan yang tidak mau menggunakan hak suaranya dalam sebuah proses pemilihan umum di alam demokrasi, …
Tiga Dimensi (3D) Debat Perdana Capres: Debut, Dagelan dan Drama
Debat perdana capres versi resmi KPU dalam rangka pilpres 2019 sudah usai dilaksanakan tanggal 17 Januari 2019 malam. Masing-masing kubu …
Mendukung Pidato Kebangsaan Prabowo “Indonesia Menang”
Hello bro n' sis, Met taon baru 2019 dulu yah, moga-moga semuanya pada makin sukses dan apa yang belom kalian capai …
Leave a Reply