Salam sejahtera semua
Pada tulisan pertama yaitu Membidik Presiden Jokowi dan Kapolri Tito ~ Bagian 1, saya telah menyampaikan tentang dua serangan secara bersamaa kepada Presiden Jokowi yaitu pelaporan ke polisi terhadap vlog Kaesang dan mempermasalahkan keikutsertaan anggota keluarga Presiden (anak, mantu dan cucu) dalam kunjungan kenegaraan ke Turki dan Jerman. Pelaporan terhadap Kaesang sudah distop oleh polisi prosesnya dan yang terbaru adalah hari Minggu kemarin telah dilakukan klarifikasi oleh pihak Istana yaitu biaya perjalanan anggota keluarga yang ikut serta menjadi tanggung jawab Presiden Jokowi.
Pada bagian ke-2 ini saya akan mengulas tentang upaya-upaya membidik Kapolri Tito Karnavian berdasarkan kejadian-kejadian pekan kemarin dan juga sedikit menyinggung beberapa contoh kejadian sebelumnya.
Membidik Kapolri Tito
Terpilihnya Pak Tito Karnavian sebagai Kapolri pada 2016 lalu memang sesuatu yang fenomenal dalam tubuh kepolisian. Pak Tito melompati banyak Jenderal senior atau kakak angkatannya. Namun karena memilih Kapolri adalah hak prerogratif Presiden Jokowi, maka semua jajaran anggota kepolisian mulai dari pangkat terendah sampai tertinggi wajib mentaati dan mendukung. Pemilihan Pak Tito sebagai Kapolri juga pastinya didasarkan pada kemampuan dan pengalaman baliau yang sudah teruji dan mumpuni. Artinya Presiden Jokowi bukan sembarang dalam memilih orang untuk dijadikan pembantu Presiden dalam menangani masalah keamanan dan ketertiban masyarakat.
Terorisme merupakan salah satu pekerjaan utama Pak Tito yang harus ditangani. Bentuk teror terakhir yang terjadi adalah meledaknya bom panci sebelum waktunya oleh peracik bom yang merupakan simpatisan ISIS. Bom meledak di rumah kontrakan pelaku di daerah Bandung dan rencananya ada 3 tempat di Bandung yang sudah direncanakan untuk diledakan yaitu sebuah cafe di Dago, sebuah rumah makan dan sebuah gereja. Untunglah semua tidak terjadi dan bom meledak ditempat kontrakan.
Terorisme yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan teror dan ketakutan di masyarakat. Pak Tito bersama pemerintah telah mengajukan revisi undang-undang anti terorisme ke DPR, namun hingga kini belum juga dilanjutkan kembali pembahasannya. Padahal ini sangat penting karena akan menjadi payung hukum yang jelas bagi kepolisian dalam menumpas teroris ditengah teror yang terus melanda negeri ini. Kejadian bom Kampung Melayu menjadi bukti bahwa terorisme sudah meresahkan. Belum lagi serangan teroris ke Markas Polda Sumut yang merenggut 2 korban polisi yang berjaga.
Bagi lawan politik dan kelompok anti Pak Jokowi, maraknya teror yang berkembang bisa saja dijadikan senjata untuk menekan Kapolri Pak Tito. Beliau akan dianggap tidak mampu menciptakan rasa aman di masyarakat sehingga tidak layak untuk menduduki jabatan Kapolri. Hal ini mungkin saja terjadi mengingat soal pelaporan ke polisi terhadap Kaesang saja komentar dari Desmon J Mahesa sudah begitu garang dengan meminta semua petinggi polri untuk mundur jika tidak bisa memproses hukum Kaesang putra Presiden Jokowi.
Contoh lain serangan terhadap Kapolri adalah dari anggota pansus hak angket KPK yang panik dan kalap dengan meminta anggota Komisi III DPR untuk tidak membahas dan membekukan anggaran polri 2018 karena sakit hati terhadap Kapolri yang tidak mau menuruti permintaan pansus untuk menghadirkan paksa terdakwa kasus korupsi e-KTP Miryam S Haryani ke depan anggota pansus. Kita juga bisa melihat bentuk serangan lainnya lagi kepada Kapolri yaitu terkait soal kriminalisasi ulama serta ancaman revolusi dari Rizieq Shihab jika permintaan rekonsiliasi tidak dipenuhi oleh pemerintah. Belum lagi tuduhan keterlibatan salah seorang Jenderal polisi dalam penyerangan terhadap Novel Baswedan salah seorang penyidik senior KPK eks kepolisian.
Semuanya adalah fakta-fakta yang begitu jelas betapa keberadaan Kapolri Pak Tito Karnavian sebagai salah satu pembantu Presiden yang berprestasi, merupakan sosok yang perlu dibidik oleh lawan politik dan kelompok anti Pak Jokowi serta teroris.
Penutup
Kita sebagai masyarakat yang cinta damai, tentunya berharap semoga Presiden Jokowi dan Kapolri Tito Karnavian tetap tegar dan terus berjuang untuk bangsa Indonesia. Seberat apa pun bidikan yang diarahkan kepada mereka, entah itu fitnah keji mau pun serangan teror, kita yakin bahwa kedua Bapak-bapak yang kita hormati itu adalah pejuang tanggung yang tidak akan mundur selangkah pun dalam membela rakyat, negara, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karuniaNya untuk bangsa Indonesia. Ami,
***
Tetesan embun dalam sebuah tulisan, berharap menjadi penyejuk
You might also like
More from Ojo Ngulik
Kami Tidak Takut dengan Negara Tetangga, Kami Lebih Takut terhadap…
Bro 'n sis, Pernah ga kalian ngebayangin Indonesia akan jadi negara seperti Korea Utara (Korut)? Iya Korut negara di semanjung Korea …
Indonesia – Kemana Arah Mana Bangsa Ini Akan Berjalan
Halo Sobat Pokers, Indonesia akan memasuki tonggak sejarah baru yaitu memilih presiden dan legislatif untuk masa pemerintahan 2019-2014. Untuk para pemilih di …
MRT-J: Maskot Kebangkitan Pembangunan Indonesia
Bangsa Indonesia sudah lama tertidur nyenyak dalam mimpi-mimpi indah tentang pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang, yang bicaranya ingin menjadi …
Tol Trans Jawa dan Inovasi Ekonomi Kerakyatan
Salam sejahtera semua Kelancaran distribusi orang dan barang dalam hukum ekonomi adalah sebuah keniscayaan. Ekonomi akan tumbuh kembang begitu dinamis saat …
Daging Beras Mahal? #2019GantiLapak
Belum lama ini, capres Prabowo dalam sebuah kampanyenya mengatakan kalau daging dan beras di Indonesia adalah salah satu yang paling …
Leave a Reply