Salam sejahtera semua
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga dan serapat-rapatnya bangkai ditutupi, baunya akan tercium juga. Dua peribahasa ini sangat cocok untuk pasutri pemilik First Travel yaitu Andika Surachman dam Anniesa Desvitasari Hasibuan. Usaha biro perjalanan umrah yang mereka rintis ternyata malah dijadikan ajang penipuan kepada jemaah yang telah membayar biaya umrah. Tak tanggung-tanggung nilainya sangat fantastis untuk ukuran kasus dugaan penipuan yaitu lebih dari 500 milyar dan bahkan konon kabar terbaru mencapai 800 milyar rupiah.
Melihat jumlah uang umat yang dikumpulkan sedemikian besar sebelum kasus ini mencuat, timbul pertanyaan apakah dananya ini dikelola secara profesional dan bertanggung jawab? Jawabnya tentu saja tidak. Tak ada manajemen keuangan yang mumpuni, yang ada malah manajemen keuangan aji mumpung. Yah mumpung banyak uang di rekening, jadi lupa dengan tanggung jawab. Kini nasi telah menjadi bubur, uang jemaah ratusan milyar menguap entah kemana.
Banyak kejanggalan dari bungkamnya pasutri ini sejak kasus mulai masuk ke ranah aparat hukum. Melalui tulisan ini, saya mencoba untuk mengurai hal-hal apa saja yang terlihat janggal.
SATU: Sisa Saldo Rekening Bank
Sejak awal dikatakan bahwa First Travel telah menerima dana dari sekitar 70.000 orang jemaah dan yang baru diberangkatkan umroh hanya 35.000 orang atau setengahnya. Berarti setengah lagi masih menanti diberangkatkan dan jemaah ini telah membayar lunas kepada FT. Namun kenyataannya FT tak mampu memberangkatkan mereka, artinya ada dana 500 milyar rupiah yang telah FT kumpulkan dari 35.000 orang jemaah tersebut yang membayar lunas 14,3 jutaan per orang (kita asumsikan merata segitu). Tapi sayangnya FT tak mampu mengembalikan uang tersebut dan di saldo rekening bank atas nama perusahaan hanya tersisa 1,3 jutaan saja.
Uang dalam rekening bank jika terjadi perputaran adalah hal yang lumrah. Namun menjadi janggal ketika pasutri ini bilang tidak tahu kemana uang itu berputar. Benarkah duo AA (Andika dan Anniesa) tidak tahu kemana uang perusahaan mereka putarkan? Sangat janggal ketika selaku pimpinan dari sebuah perusahaan tidak mengetahui kemana aliran dana yang sedemikian besar. Saya melihat ada sesuatu yang mereka tutupi kepada pihak kepolisian terkait penggunaan dana milik umat ini, seperti rumor di masyarakat bahwa FT menginvestasikan dana umat ini ke Koperasi Pandawa yang tengah disidang terkait kasus penipuan investasi bodong. Hal lain mungkin juga pencucian uang dengan cara mereka mengalihkan uang umat ke dalam bentuk properti atas nama orang lain dan bukan nama mereka berdua atau bisa nama sendiri tapi tidak berada di Indonesia.
Kabar terbaru dari pihak kepolisian adalah duo AA memiliki properti di Inggris senilai 700.000 poundsterling atau sekitar 12,11 milyar rupiah dengan kurs 17.300 yang dibeli tahun 2016 lalu. Apakah mereka mau berdalih bahwa dana pembelian ini dari hasil usaha butik Anniesa? Rasanya kok tidak mungkin yah mengingat usaha butiknya sendiri baru beberapa tahun saja. Paling mungkin adalah ini dari dana umat dan ini salah satu bentuk penyelewangan dana yang mereka lakukan.
Perlahan tapi pasti akan terus ditelusuri oleh polisi yang bekerja sama dengan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan) untuk mencari aliran dana. Bila PPATK sudah terlibat, tidak ada yang tidak bisa terlacak arus uang ini kemana saja termasuk ke negara surga bebas pajak sekali pun. Karena bukan tidak mungkin dugaan tindak pencucian uang yang duo AA lakukan, dibantu oleh seorang master finansial yang ahli dalam memainkan perputaran dana dan ditempatkan dalam akun bank di negara surga bebas pajak. Apalagi ini jumlah sangat fantastis dan bukan uang receh.
DUA: Jumlah Jemaah yang Belum Berangkat
Ini adalah kejanggalan kedua yang saya lihat terkait tidak transparannya informasi kepada pihak polisi mengenai jumlah jemaah yang belum diberangkatkan. Awalnya FT bilang sudah memberangkatkan 35.000 orang namun kini terkuat bahwa ternyata baru 14.000 orang saja yang diberangkatkan dari total 70.000 orang yang telah membayar lunas. Ini artinya dana umat bukan lagi 500 milyar yang menguap tapi sudah mencapai 800 milyar rupiah.
Ada apa dengan ketidakjujuran dalam hal informasi jemaah yang sudah berangkat umrah ini? Ternyata ini bentuk ketakutan dari duo AA dan juga adiknya Anniesa yaitu Kiki Hasibuan yang menjabat sebagai Direktur Keuangan perusahaan. Ketakutan untuk mengungkapkan bahwa dana umat yang mereka gelapkan nilainya lebih besar jumlahnya dari yang awal diberitakan. Memang benar bahwa kalau jiwa penipu akan selalu berkelit dan berusaha untuk menipu lagi. Setelah uang tidak bisa lagi ditipu dari umat, maka informasi yang kini mereka coba tipu kepada polisi.
Ketidakterbukaan informasi alias bungkamnya duo AA bersama adiknya, rupanya membuat gerah pengacara mereka Eggy Sudjana. Eggy yang awalnya diberikan kuasa untuk membela mereka, begitu yakin bahwa FT tidak melakukan penipuan dan malah mengatakan siap untuk memberangkatkan pada bulan Oktober 2017 mendatang. Namun akhirnya Eggy sendiri mundur sebagai pengacara FT karena tidak terbukanya duo AA kepada dirinya. Kekesalan Eggy ini disampaikan ke media massa dengan mengatakan bahwa dirinya telah rela dibully oleh banyak orang karena membela FT, namun pemilik FT malah tidak mau terbuka terhadap pengacaranya sendiri plus belum juga dibayar jasanya.
TIGA: Hutang Pihak Ketiga
Selain dana calon jemaah yang mereka gelapkan, ternyata FT diketahui memiliki hutang kepada pihak ketiga yang merupakan rekanan bisnis mereka. Menurut informasi di berita online, ada hutang tiket sebesar 85 milyar, hutang ke provider yang menyediakan jasa pembuatan visa sebesar 9,7 milyar dan hutang akomodasi hotel di Mekah dan Madinah yang mencapai 24 milyar. Bila ditotal hutang kepada pihak ketiga ini berjumlah 118,7 milyar.
Bagi saya ini kejanggalan ketiga yang agak sulit diterima begitu saja. Dalam suatu hubungan bisnis jual beli, umumnya ada kontrak kerja sama dan isi kontrak berdasarkan yang disepakati oleh masing-masing pihak. Bagi pihak yang menjual, tentu mereka akan memasukan pasal-pasal perjanjian yang aman dan bisa menjaga mereka jangan sampai lemah atau rugi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Contoh adalah pemberian limit kredit, penyertaan jaminan jika limit telah melampaui batas dan juga denda penalti jika gagal bayar.
Melihat hutang tiket FT kepada pihak lain, apakah mungkin jumlah 85 milyar rupiah tidak ada jaminan? Anggaplah hutang itu kepada 4 maskapai yang artinya masing masing dihutangkan oleh FT hampir 21 milyar, apakah masih mungkin maskapai berani memberi termin kredit sampai sebesar itu tanpa jaminan? Apalagi kita tahu bahwa pembelian tiket umumnya adalah cash keras. Begitu juga hutang kepada penyedia jasa pembuatan visa, apakah tidak ada jaminan yang diberikan? Yang paling sulit diterima nalar saya adalah hutang kepada pihak hotel negara asing. Masa iya sih tak ada jaminan?
Saya menduga setidaknya ada jaminan dan bila benar tidak ada, maka FT ini sungguh perusahaan berkelas wahid dalam meyakinkan rekan bisnis untuk memberikan mereka limit kredit yang sangat besar. Mengapa saya bertanya mengenai jaminan? Pertama, karena ini memang belum ada diinformasikan oleh kepolisian maupun dari FT dan juga pihak ketiga tersebut. Kedua, bila ada jaminan jemaah perlu tahu dalam bentuk apa karena pastinya ini berasal dari uang jemaah. Apakah bentuk bank notes dalam US Dollar? Atau bentuk properti? Kenapa bukan dalam bentuk deposito? Karena ini sudah pasti akan terlacak lebih dahulu saat polisi memeriksa rekening bank FT. Atau yang lebih dahsyat lagi adalah apakah ada personal guarantee dari Mr. X selaku orang yang dibelakang layar FT kepada para rekanan bisnis FT?
Penutup
Tiga kejanggalan di atas sepertinya masih akan butuh waktu untuk menemukan jawaban yang pasti. Semakin duo AA dan adiknya bungkam dan banyak jawab tidak tahu, maka semakin berat tugas penyidik untuk memberikan bukti-bukti dugaan kasus penipuan ini. Bungkamnya mereka memang penuh misteri dan tanda tanya. Entah apa yang mereka sedang coba sembunyikan dan lindungi, tapi yakinlah bahwa polisi akan menemukannya.
^^^^
Tetesan embun dalam sebuah tulisan berharap menjadi penyejuk
More from Ojo Ngulik
Kami Tidak Takut dengan Negara Tetangga, Kami Lebih Takut terhadap…
Bro 'n sis, Pernah ga kalian ngebayangin Indonesia akan jadi negara seperti Korea Utara (Korut)? Iya Korut negara di semanjung Korea …
Indonesia – Kemana Arah Mana Bangsa Ini Akan Berjalan
Halo Sobat Pokers, Indonesia akan memasuki tonggak sejarah baru yaitu memilih presiden dan legislatif untuk masa pemerintahan 2019-2014. Untuk para pemilih di …
MRT-J: Maskot Kebangkitan Pembangunan Indonesia
Bangsa Indonesia sudah lama tertidur nyenyak dalam mimpi-mimpi indah tentang pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang, yang bicaranya ingin menjadi …
Tol Trans Jawa dan Inovasi Ekonomi Kerakyatan
Salam sejahtera semua Kelancaran distribusi orang dan barang dalam hukum ekonomi adalah sebuah keniscayaan. Ekonomi akan tumbuh kembang begitu dinamis saat …
Daging Beras Mahal? #2019GantiLapak
Belum lama ini, capres Prabowo dalam sebuah kampanyenya mengatakan kalau daging dan beras di Indonesia adalah salah satu yang paling …
Leave a Reply