Bapak/ Ibu Wakil Rakyat yang Terhormat,
Mengapakah sekarang sikap sopan santun dan kondisi yang (seolah-olah) memihak rakyat, sekarang tidak lagi anda tunjukkan?
Meskipun kita juga semua tahu sama tahu kalau sejak jaman purbakala, jabatan wakil rakyat yang anda duduki sekarang itu hanyalah sarana untuk ‘balik modal’ dan menjadi ladang untuk memperkaya diri. Dan sejak jaman dinosaurus masih memamah biak, rakyat tuh selalu tabah dan pasrah, karena disuguhkan dengan atraksi kesopanan dan betapa keramatnya pejabat Indonesia.
Sebagai selingan, saya mau kasih tahu aja: Penting lho untuk tetap sopan dan santun.
Karena entah dimana, saya pernah mendengar sebuah hikayat, ada seorang pejabat A yang cerdas, pekerja keras, dan peduli pada keadilan sosial bagi rakyatnya. Tetapi sangat disayangkan, beliau mudah marah atas ketidakadilan, kecurangan, dan korupsi, sehingga dia lupa bersikap dan berkata santun. Tragisnya dia gagal menjaga perasaan rakyat yang menjunjung tinggi kesopanan, sehingga dia harus mendekam di balik jeruji besi. Sungguh sebuah pelajaran yang mahal.
1. Mengapa sekarang anda tanpa malu-malu membebani rakyat (yang kata anda sedang susah) dengan kenaikan tunjangan, bahkan asisten pribadi?
Kan bisa tuh cari simpati dulu, playing victim, terus jatuh sakit. Saat itu bisa dong bilang anda terlalu lelah fisik dan batin memikirkan negara, dengan tunjangan tak seberapa. Nah, baru deh minta naik gaji. Agak muter-muter sih, tetapi bukankah birokrasi adalah keahlian kalian?
2. Mengapa anda sekarang nyinyir kepada pemerintah, tanpa memberikan solusi?
Ibaratnya sewaktu hujan besar, pemerintah membuka tenda biru agar yang kehujanan bisa berlindung. Untuk yang kehujanan aja loh, yang lagi bobo di rumah sebaiknya tetap di ranjang yang hangat, jangan ikut-ikut numpang di tenda itu. (kalo gak ngerti, ini ngomongin subsidi, hanya diberikan untuk yang memerlukan. Yang masih mampu jangan ikut2an bikin ribet)
Lalu anda bilang, pemerintah tidak sakti mandraguna karena tidak bisa mencegah hujan. Kalau sampai hujan deras turun, artinya pemerintah gagal.
- Presiden dari partai merah? Presiden boneka!
- Kontrak kerja Freeport? Pemerintah tidak tegas!
- Perppu ormas? Pemerintah Diktator dan arogan!
- Terorisme? Pengalihan isu!
- Pembangunan Infrastruktur? Pemerintah menambah beban negara untuk hal tak perlu!
- Tunjangan DPR? Sudah di bawah standar, butuh kenaikan SEGERA!
Kenapa saya jadi migren ya?
Coba saya dikoreksi kalau salah menyimpulkan:
Jadiii…. presiden kita adalah presiden boneka yang tidak tegas tapi diktator dan arogan, mengalihkan isu untuk hal tidak perlu seperti pembangunan infrastruktur, yang anggarannya seharusnya digunakan untuk menaikkan taraf hidup Wakil Rakyat. Benar begitu?
Bapak/ Ibu Wakil Rakyat yang terkasih,
Minggu lalu saya menyaksikan pertunjukkan tentang Presidential Threshold (PT). Lalu ada panggung lucu-lucuan, dimana ada 2 kubu yang berbeda pendapat.
Wajar sih beda pendapat, lha wong asalnya juga dari planet yang berbeda: Bumi Bulat dan Bumi Datar.
Kami menonton dengan antusias akting dan akrobat yang disuguhkan, dengan plot twist yang menggugah adrenalin: walk out, tersangka yang ketok palu, alasan klasik untuk memberikan kesempatan kepada pemimpin dari rakyat, akan menggugat di MK, dan pernyataan kekuasaan absolut & ketidakadilan demokrasi.
Lalu tersingkaplah alasan yang sebenarnya: ternyata Bapak/ Ibu gak PeDe partai junjungan anda bisa meraih 20-25% PT di pemilu nanti.
Jadi hancur leburlah mimpi agar bisa mencalonkan capres dari partai sendiri, atau malah mencalonkan diri sendiri (iya bener, gak salah baca, bukan dari aspirasi rakyat seperti yang disebut sebelumnya) tanpa harus berkoalisi dan melakukan negosiasi politik.
Belum termasuk kekhawatiran kalau presiden boneka yang tidak tegas dan diktator itu nanti bisa mencalonkan diri lagi, atau malah jadi calon tunggal, gawat toh?
Kembali ke jaman Millenial, (baca: masa sekarang)
Kenapa sekarang anda lupa memasang topeng kesantunan anda?
Lupakah anda kalau perkataan dan tindakan anda sekarang dipantau oleh rakyat jelata yang mulai terbuka matanya?
Mungkin ini pengaruh pejabat A juga ya. Rakyat jadi terbiasa dengan keterbukaan pemerintahan, mengadu langsung, kerja nyata, transparansi anggaran, dan sistem yang teratur.
Saya sekarang mengerti (dan turut prihatin #tangankanandidadakiri) alasan mengapa Bapak dan Ibu sekalian alergi mendengar nama pejabat A ini disebut.
Saran saya sih (saya kasih saran juga, gak cuma ngomong loh): mungkin anda bisa minum antihistamin, anti-alergi. Lumayan mengurangi gatal-gatal. Biasanya malah jadi mengantuk dan tidur. Pas kan?
Apalagi kalau sedang rapat paripurna di gedung besar, duduk di kursi empuk, disuguhkan cemilan dan minuman, AC berhembus maximal, dan mendengar dongeng sebelum tidur, tentang rancangan undang-undang sebuah negara di jajaran garis khatulistiwa…
HOAEEMMM!!! #jadingantuk
Met bobo ya, semoga mimpi indah. Kalo bisa sih mimpi terus ya, jangan bangun lagi, supaya gak berisik dengan komen gak mutu atau menulis sajak yang bikin mulas, atau komen gak jelas, yang hari ini A besok Z.
Kasihanilah migren saya yang gak sembuh-sembuh ini.
Moral of the story? SOPAN dan SANTUN itu penting.
Setidaknya jangan lupa memakai topeng santun itu untuk menutupi tujuan anda yang sebenarnya, supaya rakyat bisa berkata: “Korupsi gak apa-apa, asal santun, dan seiman.”
Bacaan tambahan:
- Lagi-lagi DPR Berulah
- DPR dan Terorisme
- DPR yang Digaji Mahal untuk Ngalor Ngidul dan Menganggu Kinerja Lembaga Negara
- DPR(D): Mewakili Rakyat Mencicipi Mimpi
- WNI, ISIS, dan DPR
- Rakyat soal Perppu Ormas VS Pansus KPK : Fahri! Kasih Tahu Daruratnya Pansus Apa?
Let’s Sing and Dance in the Rain,
You might also like
More from Ojo Ngulik
Kami Tidak Takut dengan Negara Tetangga, Kami Lebih Takut terhadap…
Bro 'n sis, Pernah ga kalian ngebayangin Indonesia akan jadi negara seperti Korea Utara (Korut)? Iya Korut negara di semanjung Korea …
MRT-J: Maskot Kebangkitan Pembangunan Indonesia
Bangsa Indonesia sudah lama tertidur nyenyak dalam mimpi-mimpi indah tentang pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang, yang bicaranya ingin menjadi …
Tol Trans Jawa dan Inovasi Ekonomi Kerakyatan
Salam sejahtera semua Kelancaran distribusi orang dan barang dalam hukum ekonomi adalah sebuah keniscayaan. Ekonomi akan tumbuh kembang begitu dinamis saat …
Daging Beras Mahal? #2019GantiLapak
Belum lama ini, capres Prabowo dalam sebuah kampanyenya mengatakan kalau daging dan beras di Indonesia adalah salah satu yang paling …
Pedoman Sebelum Memilih Paslon 02
Salam sejahtera semua, Pilpres 2019 tinggal 3 bulan lagi. Apakah anda sudah punya preferensi siapa yang akan dipilih? Apakah anda masih …
Leave a Reply